8 Menit Dihipnotis Indah Dewi Pertiwi

Aman 11/24/2011
Aman
24/11/11
Sabjan Badio

Ketika dilanda cinta, dunia serasa milik berdua. Cinta, deritanya tiada akhir. Kalau sudah jatuh cinta, tahi ayam dirasa coklat.

Itu adalah di antara penggambaran orang tentang cinta, sebuah kata yang dalam kefamiliarannya selalu saja menyimpan misteri, melahirkan banyak cerita, kebahagiaan, bahkan penderitaan. Tidak jarang pula orang-orang yang sedang merasakan cinta justru tidak bisa menjelaskan apa yang dirasakannya selain senyum-senyum laksana sakit jiwa.
indahdewipertiwi.com
Barangkali itulah sebabnya, tidak habis-habis cerita dan nyanyian yang menggambarkan tentang cinta. Seakan-akan tema ini tak pernah berujung saat digali dan tak pernah kering biarpun terus ditimba.

Kendati demikian, menerjemahkan cinta dalam untaian syair bukanlah perkara mudah. Biar pun sulit, nyatanya, Dewiq lewat suara apik Indah Dewi Pertiwi telah berhasil menerjemahkan bahasa cinta dalam untaian indah lagu Hipnotis, nyanyian yang berkisah tentang suasana kejiwaan penikmat cinta.

Seperti biasanya, gambaran cinta yang dilukiskan oleh Dewiq selalu saja nakal dan jauh dari kesan cengeng. Dalam kenakalannya tersebut, Dewiq senantiasa bisa membahasakan cinta secara sederhana. Rupa-rupanya, bak gayung bersambut, ide-ide luar biasa dari Dewiq ini telah dirajut menjadi karya seni nan menawan dalam alunan nada merdu Indah Dewi Pertiwi.

Inilah yang membuat saya tertarik mencermati video klip full version yang ditayangkan melalui blog Indah Dewi Pertiwi ini. Sekali dua kali penayangan tidak lantas membuat saya puas. Saya pun mencoba menontonnya beberapa kali. Setiap kali menonton, selalu ada hal baru yang saya sadari dan dapatkan.

Sebagai pengajar dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, saya tertarik dengan efek animasi, termasuk penggunaan robot dan remote control, yang menjadi asesoris video klip yang dilincurkan pada 27 November 2010 lalu ini. Unsur kecanggihan teknologi tersebut semakin mempesona setelah dikawinkan dengan keeksotisan alam, di antaranya Air Terjun Sendang Gile Lombok, Teluk Jakarta, dan Tanjung Aan Lombok.

Tentu saja pilihan yang sangat unik dan futuristis. Dalam analisis saya, beberapa dekade lalu, masyarakat dunia cenderung kepada kecanggihan teknologi. Setelah mengalami kejenuhan, mereka pun kembali ke semua bentuk keaslian alam. Rupa-rupanya manusia tidak pernah puas. Pada tahapan perkembangan selanjutnya manusia pun mencoba merekam kesederhanaan dan indahnya alam dalam balutan kecanggihan teknologi. Tren inilah yang dikemas oleh Pay & Bamby dalam video klik Hipnotis yang dilantunkan oleh Indah Dewi Pertiwi.

Jika ditelusuri lebih jauh lagi, terlihat bahwa tempo lagu yang di-launching pada 3 Juni 2010 ini dibuat variatif. Ini sangat serasi dengan konsep video yang disajikan. Tempo cepat mewakili karakteristik teknologi yang terkesan serba cepat dan dinamis. Sementara itu, tempo lambat bahkan diam mengejawantahkan karakteristik alam yang damai, tenang, dan menyimpan energi cinta yang tak kunjung habis.

Secara keseluruhan video ini menggambarkan seseorang yang sedang terhipnotis oleh cinta. Ketika itu terjadi, sistem tubuh porak-poranda dilandanya. Jika pada keadaan normal kita merupakan sosok yang kuat, saat dilanda cinta bisa jadi kita seolah dikendalikan dengan remote oleh objek cinta kita. Ketika ini terjadi, porak-poranda adalah risiko yang kita maklumi dan tanggung dengan kesadaran. Syair Hipnotis sendiri merupakan sebuah penggambaran dari suasana hati bahkan kejiwaan seseorang yang sedang dilanda cinta; disuruh datang, pergi, diam, bahkan dicium pun mau. Lebih menarik lagi, di lagu ini digambarkan luar biasanya kekuatan cinta sampai-sampai diduain pun mau; seperti dihipnotis!

Keadaan seperti ini tentu saja memerlukan respons positif dari objek cinta. Objek cinta yang baik pastilah tidak membiarkan sosok yang mencintainya hancur terbawa badai cinta. Dia harus tahu “tombol remote” mana yang harus ditekan untuk membalikkan segala sesuatu menjadi normal kembali, seperti yang terlihat pada bagian akhir video klip ini. Dengan begitu, perjalanan cinta pun dapat berlanjut secara wajar dan sehat.

Tidak puas menyaksikan video klip, saya pun membaca komentar penonton terhadap lagu ini. Di antara komentar yang sangat banyak tersebut, ada yang menulis bahwa Indah Dewi Pertiwi dalam satu sisi menunjukkan gairah energi Agnes Monica. Bisa jadi benar. Akan tetapi, bagi saya Indah Dewi Pertiwi tidak sekadar Agnes Monica, dia berhasil tampil berbeda dengan karakteristik khusus. Maka, tidak heran saat mendengar lagu Hipnotis, pikiran dan perasaan saya serasa dialiri energi baru, perasaan baru, dan ide baru dalam kemasan baru pula.

Saya rasa pembaca sekalian pernah muda. Atau, jangan-jangan masa muda itu justru sedang mendampingi Anda. Jadi, pastilah mengerti betul rasanya cinta, mengerti betul magnet cinta, mengerti betul daya inspirasi cinta, mengerti betul efek bawah sadar akibat cinta, bahkan mengerti betul pedihnya cinta. Laksana terhipnotis, bukan?

Ah, tidaklah bijak jika saya hanya bercakap saja. Agar bisa merasakan bagaimana suara peraih SCTV Music Award untuk kategori Album Pendatang Baru Solo Ngetop ini bisa benar-benar meng-hipnotis, kita simak saja lagunya. 1… 2…. 3….. MULAI!!!

HIPNOTIS
Music Produce: Pay & Bamby, Song/Lyrics: Dewiq
Arranger: Pay & Bamby, Master: Stephan Santoso 

Kamu Suruh datang, Mau ..
Kamu suruh pergi, Mau ..
Kamu suruh diam, Mau ..

Mau, Maunya ..

Di Ciumin Kamu, Mau ..
Di Duain Juga, Mau ..
Di Cuekin Juga, Mau ..

Mau, Maunya ..

Reff:
Aku, Kamu Apakan Aku
Jadinya Begini
Rasanya Seperti, Kamu Hipnotis Aku

Kamu .. Kamu .. Hipnotis Aku ..
Kamu .. Kamu .. Hipnotis Aku ..

Kamu Janji ini, Mau ..
Kamu Beri itu, Mau ..
Di bohongin Juga, Mau ..

Mau, Maunya aku ..

Kamu Suruh Datang, Mau ..
Kamu Suruh Pergi, Mau ..
Kamu Suruh Diam, Mau ..

Mau, Maunyaa ..
Tulisan ini adalah satu dari 50 nomine "Hipnotis Blogging Contest" yang diselenggarakan Indah Dewi Pertiwi dan Blogdetik 2011.

Thanks for reading 8 Menit Dihipnotis Indah Dewi Pertiwi | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments