Mentor E & E Media Kreatif dan Wakil Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Daerah Bantul
Ramadan telah tiba, hal ini menandakan bahwa dalam waktu dekat umat Islam akan merayakan lebaran. Bagi calon pemudik, mungkin aroma kampung halaman sudah terbayang. Terbayang pula serunya
selfie (Indonesia: swafoto) bersama kerabat dan teman lama.
Tren
selfie (untuk grup:
wefie) ini cukup menarik. Selain membebaskan kita mengambil foto sesuai dengan ekspresi dan sudut yang diinginkan,
selfie juga tidak merepotkan orang lain. Kendati demikian, perlu diingat,
selfie bukanlah mengabadikan muka imut dengan berbagai ekspresi semata.
Selfie sejatinya menjadi pengabadian sebuah momentum.
Momentum
pertama yang perlu diabadikan adalah momentum bertemu keluarga. Foto
selfie atau
wefie bersama keluarga sesungguhnya merupakan dokumen yang perlu disimpan. Belum tentu pertemuan serupa dapat terjadi lagi dalam waktu dekat. Jika menunggu lebaran kemudian, itu artinya setahun kemudian baru dapat berjumpa lagi.
Momentum
kedua, bertemu dengan teman lama. Seperti halnya keluarga, teman lama merupakan sosok yang tak terlupakan. Oleh karena itu,
selfie bersama adalah bentuk pendokumentasian kisah persahabatan.
Momentum
ketiga adalah menikmati panorama.
Selfie juga bisa dilakukan dengan latar panorama kampung, bisa juga dengan latar rumah, sekolah, perkebunan, dan hal-hal lain yang akan menjadi pengobat rindu ketika kembali ke perantauan.
Agar aktivitas
selfie bisa berjalan lancar, ada beberapa hal yang perlu diingat. Pertama, Anda harus menyiapkan
powerbank. Jangan sampai nanti ketika sedang asyik-asyiknya keliling kampung, baterai habis. Tentu tidak jadi
selfie jadinya.
Kedua, optimalkan
performance kamera. Hal yang dapat dilakukan di sini di antaranya mengosongkan memori dan membuat
shortcut ke kamera. Ini penting, jangan sampai Anda gagal
selfie gara-gara memori penuh atau sibuk mencari-cari menu kamera.
Ketiga, jangan lupa siapkan aplikasi
editing foto. Kadang kala Anda harus mempercantik tampilan hasil jepretan Anda. Untuk itu Anda perlu aplikasi. Namun, harus diingat, jangan melakukan
editing secara berlebihan. Usahakan senatural mungkin karena bisa jadi itu akan menjadi dokumen yang disimpan hingga bertahun-tahun kemudian. (*)
Tulisan ini dipublikasikan pertama kali di rubrik Pojok Digital harian Kedaulatan Rakyat edisi 30 Juni 2016 halaman 13.